Peneliti FSM UNDIP Kembangkan Kecerdasan Buatan untuk Deteksi Kesalahan Desain Digital

Semarang – Tim peneliti dari Departemen Informatika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro berhasil mengembangkan metode kecerdasan buatan (AI) yang mampu mendeteksi kesalahan desain antarmuka pengguna atau user interface (UI) dengan cepat dan efisien. Inovasi ini menawarkan solusi yang diharapkan dapat membantu pengembang aplikasi menghadirkan layanan digital yang ramah, inklusif, serta berkualitas tinggi bagi masyarakat.

Antarmuka pengguna merupakan pintu utama interaksi manusia dengan teknologi, baik dalam aplikasi perbankan, belanja daring, transportasi, maupun layanan publik. Sayangnya, kesalahan kecil dalam desain seperti tombol yang sulit ditekan, teks yang tumpang tindih, ikon yang membingungkan, atau kontras warna yang buruk sering kali menimbulkan frustrasi. Proses pengujian secara manual yang selama ini dilakukan pun memakan waktu, biaya, dan rawan kesalahan manusia.

Menjawab tantangan tersebut, penelitian yang dipimpin oleh Dr. Aris Puji Widodo, S.Si., M.T. bersama rekan-rekannya, Dr. Eng. Adi Wibowo, S.Si., M.Kom. dan Dr. techn. Kabul Kurniawan, S.Kom., M.Cs., memanfaatkan kemajuan teknologi deep learning untuk mengotomatisasi evaluasi desain UI. Hasil riset yang dipublikasikan dalam International Journal of Advanced Computer Science and Applications pada tahun 2023 ini memperkenalkan pendekatan baru dengan menerapkan metode few-shot learning atau pembelajaran dari sedikit contoh.

Melalui pendekatan ini, model AI yang digunakan, yaitu EfficientNet-B1, mampu mengenali sepuluh kategori kesalahan desain umum seperti elemen tidak sejajar, hierarki teks yang buruk, hingga kontras warna rendah. Dengan hanya lima contoh tiap kategori, model ini berhasil mencapai akurasi rata-rata hingga 76,05 persen pada dataset standar, dan 42,6 persen pada dataset khusus yang dikembangkan untuk menguji berbagai kesalahan visual. Capaian tersebut dinilai sangat menjanjikan, terutama bagi startup atau tim pengembang kecil yang tidak memiliki akses ke data berjumlah besar.

Menurut Dr. Aris, manfaat dari temuan ini dapat dirasakan langsung dalam kehidupan digital sehari-hari. Aplikasi akan lebih mudah digunakan dan mengurangi potensi stres pengguna, inklusi digital meningkat karena desain dapat lebih ramah bagi kelompok lansia maupun penyandang disabilitas, dan inovasi digital bisa hadir lebih cepat karena proses pengujian menjadi lebih efisien. Bayangkan ketika sebuah perubahan desain UI dilakukan, sistem AI langsung mengevaluasi dan memberi rekomendasi perbaikan secara otomatis sehingga kualitas aplikasi tetap terjaga dengan waktu pengembangan yang lebih singkat.

Meskipun demikian, penelitian ini masih menghadapi tantangan terkait keberagaman data dan interpretasi hasil AI. Tim berharap ke depan dapat memperluas dataset, melibatkan pengguna akhir, serta mengaplikasikan metode serupa untuk aspek UI lainnya seperti navigasi dan animasi. Dr. Aris menegaskan bahwa tujuan pengembangan ini bukan untuk menggantikan desainer maupun penguji, melainkan menjadikan AI sebagai mitra strategis yang mempercepat dan memperkuat proses inovasi perangkat lunak.

Dengan hadirnya inovasi ini, FSM UNDIP sekali lagi menunjukkan kontribusi nyata dalam mendorong perkembangan teknologi berbasis kecerdasan buatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Penelitian ini tidak hanya memperkuat posisi Undip sebagai pusat riset unggulan di bidang informatika, tetapi juga membuka peluang kolaborasi lintas disiplin untuk menghasilkan solusi digital yang semakin inklusif, adaptif, dan berdaya guna di masa depan.

Berita mengenai riset ini juga telah dipublikasikan di Kompas.id dan dapat diakses melalui tautan berikut: Mendeteksi Kesalahan Desain Digital dengan Kecerdasan Buatan.